Kopdar +Kencan Impian

Karena sakit, baru bisa post hari ini. Kayaknya udah keduluan sama temen-temen blog lainnya deh. Tapi nggak apa deh, semoga menghibur di waktu sahur dan ngabuburit hehe. Selamat membaca! 😀

Hari Jumat (29/7), jam sudah di angka 14.45 WIB ketika saya sampai di Pacific Place Jakarta. Setelah tergopoh-gopoh turun dari halte Transjakarta & ngacir dianter abang ojeg (males jalan & emang biar cepet sampe). Hmm…ada apa sih di Pacific Place sampai segitunya keburu-buru. Hari ini adalah hari penting buat saya karena hari ini selain ketemu dengan neechan Imelda dan teman2 blogger TE part 1, yang terpenting adalah janji kencan dengan si Beya!

Dan saya sudah mangkir 4 jam dari janji karena suatu urusan yang penting juga mendadak. Begitu sampai di lokasi pertemuan, saya lihat beberapa wajah yang tidak asing bagi saya. Ada Clara (udah 2 kali ya ketemu :)), Bu Enny (baru pertama kali setelah sering baca blog beliau dan dari komen-komennya di TE), Mbak Yoga, Mas Nug (juga sama-sama baru pertama kali ketemu face-to-face), Mbak Krismariana, ini juga ke dua kali tatap muka ya mbak (hehe kayak kuliah aja) dan ada beberapa wajah baru. Intinya, walaupun saya cuma sebentar ketemu dengan mereka, senang juga tahun ini bisa ikutan kopdar pembaca TE lagi, sayang Mas Dan, Ria & Mbak Eka nggak ada hehehe.

Kopdar TE 2011: Senang bisa ketemu dengan teman-teman blogger Photo credit: Mas Nug’s FB 🙂

Ok! Setelah meminta maaf pada Riku si beya yang sudah lama menunggu dan kenalan dengan para blogger, kami (saya, beya, dan si koala Kai) pamitan buat kencan sore hari. Tadinya saya sudah hopeless karena katanya Riku mungkin aja ikut mungkin nggak. “Mana mau dia ikut mamanya lagi. Lebih senang main game sama sepupu-sepupunya di rumah” begitu kata neechan Imelda. Tapi, kencan impian jadi kenyataan plus si pipi tomat ikut! Ah, perfect! 😀

Kami diantar ke pintu masuk Kidzania. Setelah mengenakan gelang masing2, neechan membere wejangan terutama untuk Kai. Bukan apa-apa, anak yang satu ini kalo udah nangis heheheh harus mamanya yang turun tangan. “Tante no iu toorini kiite ne (pokoknya nurut sama tante ini, ya)?” kata neechan.

“Ayo wit, pake bahasa Jepangmu ya” kata neechan Imelda. Hati saya berbisik, “mati deh gue.”

http://www.emocutez.com

“Wedeh, ujian oral bahasa jepang nih, neechan,” jawab saya sambil meringis.

Akhirnya setelah say bye bye to mama, Kai dan Riku saya giring ke dalam. Untuk awalnya mereka berdua harus menukarkan struk tiket dengan kidzos (mata uang kidzania). Satu tiket untuk 50 kidzos. Mereka berdua masuk ke dalam bank untuk dibuatkan ATM. Saya baru ingat kalau di dalam kidzania, orang dewasa hanya boleh mengamati saja. Anak-anak harus mandiri sendiri. Saya sempat khawatir apakah Riku dan Kai mengerti Bahasa Indonesia. Ternyata Riku mengerti sedikit. Ketika ditanya nama mamanya, Riku sempat bingung, akhirnya saya bantu hehe. Ketika giliran si Kai, belum ditanya namanya, si kecil ini dengan mantab dan jelas mengatakan “Miyashita Kai!” hehehe semangat banget!

Di bank buat tukar kidzos

Setelah mendapat ATM dan mengambil kidzos, kami berkeliling.

Polisi/Police/Keisatsu

Pit stop pertama Riku adalah stasiun polisi. Di sini saya baru sadar bahwa nggak semua “peran” di kidzania bisa dimainkan oleh anak semua umur. Adab atasan umur dan fisik. Karena Kai baru 4 tahun dan tingginya kurang dari 110cm (batas standar di Kidzania), dia nggak bisa ikut main. Jadi waktu melihat Riku mendaftar di pos polisi dan memakai seragam polisi, Kai jadi manyun. Saya bilang, “Kita lihat dari luar saja ya, lihat tuh Riku ha keisatsu ni naru, kakoi ne (Riku jadi polisi tuh, keren ya?)”. Kai cuma angguk-angguk aja. Dia masih pengen ikut ke dalam sama Riku. Tapi tetep nggak bisa :(. Akhirnya saya mengalihkan pandangan ke sel penjara di sebelah kanan kami, maksudnya bercanda karena ada maling-malingan. Tapi rupanya Kai takut dan ketika sirene berbunyi tanda maling itu kabur (karena ada seting adegan maling kabur dan para polisi bertugas mengejar), ia langsung nangis dan bilang “Kowai, mama ni aitai (takut, pengen ketemu mama)” berulang-ulang. Waduh saya jadi kepikiran, jangan-jangan dia jadi inget sirene waktu gempa Maret kemarin. Saya jadi panik deh.

http://www.emocutez.com

Saya menggendong Kai menjauh dari pos polisi untuk menenangkan dia. Masih juga nangis sambil bilang “pengen ketemu mama”. Saya ajak ke tempat gym dimana anak umur 4 tahun bisa join, dia nggak mau. Masih nangis dan memeluk saya dengan keras. Saya ajak ke tempat sulap tapi belum mulai. Lalu, kami disarankan menonton teater Alice in Wonderland. Sialnya, ketika kami masuk pertunjukan sampai pada bagian dimana para Alice (diperankan 3 orang) bertemu si Chesire cat yang tak kasat mata. Mendengar suara tertawa si Chesire cat, Kai malah menutupi muka dan nangis sambil bilang “Kowaii, mama ni aitai, papa ni aitai ” (aduh, dek, papamu masih di  Jepang, gimana manggilnya?). Saya juga sebal, kenapa sih pertunjukan Alice kok suram gini, mbok ya yang ceria kek, kan anak-anak yang nonton.

http://www.emocutez.com

Akhirnya, saya gendong Kai keluar. Satu-satunya jalan keluar adalah suara mama. Akhirnya, saya telepon neechan dan betul sekali sodara-sodara! Kai jadi lebih tenang (leghaanya hatiku).

http://www.emocutez.com

Pembalap/Racer

Peran yang dipilih Riku selanjutnya adalah pembalap. Sebelum ikut balapan, harus terlebih dulu buat SIM. Tapi sebelum buat SIM, harus ke Rumah Sakit untuk diukur tinggi badannya. Setelah dari Rumah Sakit baru ke Honda untuk minta dibuatkan SIM. Sebenarnya Kai bisa ikut buat SIM tapi lihat dokter dan rumah sakit, dia ogah. Akhirnya kami duduk di kursi penonton dan lihat Riku balapan. Kai langsung menutup telinga (dipikirnya ini akan bising kayak di sirkuit balap beneran :D). Saya senyam senyum aja melihat tingkahnya. Riku agak lama mengikuti briefing dari pengawas. Kai sempat bertanya “Riku kok lama ya?”. Saya bilang “Iya Riku lagi di dalam buat dengerin petunjuk tentang menyetir yang baik (dengan bahasa Jepang yang bulepotan)”.

http://www.emocutez.com

Tidak lama, Riku yang sudah pakai jaket balap, keluar. Tadi sempat saya tanya, “Kira-kira Riku pilih mobil warna apa ya?”, dan Kai jawab “oranye” dan tebakan Kai benar.

Pose kemenangan Riku 😀

Balapan dimulai dan Kai masih menutup telinga ketika tiga buah mobil melaju. Riku awalnya di posisi dua tapi kemudian bisa menyalip dan memimpin di posisi pertama sampai balapan selesai. “Waa, Riku ha sugoi! (Riku hebat!)”kata Kai sambil senyum-senyum lihat kakaknya menang. Dari situ, kami melanjutkan perjalanan lagi.

Kasir/cashier/ten’in

Kasir dan pembeli

Riku bilang Kidzosnya sudah menipis jadi dia harus kerja supaya dapat kidzos lagi. Kami mendatangi supermarket dan harus menunggu giliran menjadi kasir dan pembeli. Karena hanya dua anak yang mengantri, akhirnya Riku dan Kai main berdua saja. Riku jadi kasir dan Kai jadi pembelinya. Lucu lihatnya. Hehehe Kai dipandu sama pengawas untuk membeli barang belanjaan dan Riku belajar mengoperasikan komputer kasir. Kai tentu saja senang apalagi dapat hadiah kecil :D. Makin lebar deh senyumnya.

http://www.emocutez.com

Pembuat Roti/Baker

Berikutnya, Riku ikut peran jadi pembuat roti. Lagi-lagi Kai harus menunggu di luar bersama saya. setelah saya tanya haus dan lapar, saya ajak dia ke gerobak penjual makanan. Dia mau coklat lalu ketika melihat penjual pop corn, dia juga mau. Hohoho di sini saya menyaksikan betapa hebat kekuatan pop corn dan cokelat. Mereka mampu mengembalikan tawa Kai! Bukan mamanya lho! Hehehe laporan juga ke mama Imelda bahwa keadaan “Aman terkendali”.

http://www.emocutez.com

Cukup lama menunggu Riku selesai. Saya dan Kai menikmati waktu sambil duduk-duduk di bangku. Kai menikmati popcorn yang diselingi coklat dan air putih, sedangkan saya menikmati senyum dan tawanya (tsah!). Beneran lega lho kalau liat anak kecil senyum. Apalagi yang senyumnya kayak ini:

Hayo, siapa yang nggak meleleh lihat senyum yang kayak gini? 😀

Aku berhasil menaklukkan Koala Kai!

http://www.emocutez.com

Setelah Riku selesai, dia masih membujuk satu peran lagi (padahal udah dibilang, mamanya minta jam 5 selesai). Akhirnya pekerjaan terakhirnya adalah menjadi tukang cat. Setelah selesai, Riku dan Kai sama-sama minta cotton candy (kembang gula). Sebelum pulang, pose dan foto dulu di depan Metropolitan Kidzania. Kopdar +Kencan impian kali ini: Sukses berat! 😀

Kencan ditutup dengan kembang gula 😀

12 thoughts on “Kopdar +Kencan Impian

  1. huaaaaaaaaaaaaaaaaa aku bener-bener berterima kasih atas kencanmu pada Beya dan Koala. Bener-bener menyenangkan dan mereka minta tambah hahaha.
    Untuk urusan penting yang satunya aku doakan sukses ya…

    EM

    • hehe, sama-sama neechan aku juga seneng banget bisa nemenin mereka. bnr2 deh,time flies when we have fun. cepet banget nggak terasa 🙂 kemarin janji mau beliin roti buat Kai tapi udah keburu pulang dan dia malah minta kembang gula :D. Riku waktu bilang sih “besok ke sini lagi ya?”, aku cuma angguk2 sambil bilang “he eh, tanya mama ya?” hehehe untuk urusan yg penting, amin, makasih neechan semoga lancar semuanya 🙂

  2. Hihihi, aku geli dengan julukan Beya utk Riku. Haha. 🙂 Kalau Koala sudah sering dengar.

    Cerita kopdar yg ini kayaknya cuma kamu yg bisa nulis deh, soalnya yg lain nggak bisa ngemong Riku dan Kai. hihihi. Bisa kebayang repotnya waktu Koala rewel. Tapi akhirnya dia jadi anak manis ya? 🙂

    Semoga kapan2 kita bisa ketemu lagi ya, Wit! 😀

    • Hihi seru karena anak-anak itu jujur banget jadi kalau aku keserimpet ngomongnya ya mereka beneran nggak ngerti. aku jadi berasa kayak lagi ujian bahasa Jepang oral heheh memang yang namanya bahasa itu kalau lama nggak dipake bisa-bisa ilang blas nggak berbekas. untung aku masih inget http://www.emocutez.com

  3. Hahaha.. lucu banget ceritanya.. terjawab deh rasa penasaran tentang apa yang dilakukan Witcha dan 2 krucil waktu kencan.. kmaren kepengen juga ngikut sebenarnya, tapi sayang saya ga bisa bahasanya Kai, xixixi, takut speechless :p

    Iya nih, udah 2 kali ketemu Witcha, sayang ya ga ada Eka dan Puak dan Ria, dll

  4. Pingback: Twilight Express » Blog Archive » Aku dan Dia

  5. Pingback: Twilight Express » Blog Archive » Bermain tapi Digaji

Leave a comment