Road to Nerima

Sudah lama tidak nge-blog, ada berbagai macam hal terjadi dan berbagai macam hal itu menyebabkan hati ini enggan menulis, tetapi insyaallah dimulai dengan tulisan ini, tulisan-tulisan selanjutnya bisa hadir. Amin.

Dimulai dengan membaca tulisan neechan Imelda, di rumah mayanya yang selalu hangat (bener lho membaca TE bagaikan hadir di tengah-tengah hangatnya keluarga Miyashita) dan tentunya semakin hangat dengan hadirnya komentar teman-teman dari berbagai penjuru IP address hehe. Tulisan tentang kopdar. Sudah bukan hal baru memang neechan Imelda menggelar kodpar (jieeeeeh sampai dapet julukan Ratu Kopdar lho! ;p). Tapi kopdar yang ini special karena terjadi di mansion Miyashita! Dan kalau dihitung bru dua orang Indonesia yang datang langsung ke sana. Yang baru saja datang berkunjung adalah Mbak Ekawati (namanya mirip hihi) dan satunya lagi saya! 😀

Waah, aku pioneer!

Sudah hampir setahun memang sih, tepatnya nanti tanggal 24 maret 2010, genap setahun yang lalu saya bertandang ke sebuah mansion, yang disebut usagi goya (kandang kelinci) oleh penghuninya heheh Neechan Imelda tersayang. Cerita lengkapnya bisa dibaca di sini.

Awalnya saya sempat ragu, namun akhirnya saya teguhkan niat untuk ke sana, Hachinohe – Tokyo lumayan jauh lho, pakai shinkansen saja memakan waktu sekitar 3 jam, itu masih harus ditambah ganti kereta dan naik bus. Total perjalanan untuk sampai di ‘usagi goya’ yang hangat itu adalah 5 jam!

Hari itu, saya berangkat sekitar pukul 8.30 pagi, saya sebelumnya sudah mengirim mail yang memberitahu bahwa saya jadi berkunjung. Berbekal jadwal shinkansen dan coret-coretan tentang jam berangkat, dimana saya harus turun dan berganti kereta, line apa, turun di stasiun apa, kemudian lanjut naikbus apa, turun di halte mana, dan masih banyak lagi. (perhatian: jalur kereta Tokyo cukup memusingkan, jika tidak mau dibilang sangat rumit)

Skema line kereta di Tokyo, rumit!

Coretan itu bagi saya seperti peta harta karun. Berbekal coret-coretan itu, saya memandu diri saya sendiri dan menyiapkan mental untuk berpetualang dari Tohoku menuju Kantou :D. Dimulai dari Stasiun Hon Hachinohe menggunakan kereta regular menuju stasiun utama Hachinohe untuk berganti dengan Tohoku Shinkansen, Hayate.

Tiket Hayate dari Hachinohe – Tokyo

Setelah duduk, saya kemudian mengirim mail lagi, memberi tahu neechan kalau saya sudah di dalam Hayate dan akan menuju Tokyo. Duduk diam selama tiga jam cukup membosankan. Saya cek handphone, belum ada balasan dari neechan, hmm saya cukup khawatir, jangan-jangan mail saya nggak nyampe. Akhirnya ketika sampai Omiya, saya turun untuk melanjutkan kereta ke Kichijoji.  Baru ketika sampai di Omiya saya menelpon neechan, beliau sangat kaget karena mengira saya tidak jadi datang. Saya pun diberi sekali lagi mengenai rute untuk mencapai mansion Miyashita.

Disini mental saya diuji. Saya terus terang tidak bisa membaca kanji, dan rute kereta di Tokyo sekali lagi saya ingatkan, sangat memusingkan. Saya ingin bertanya kepada petugas JR tetapi saya ragu apakah mereka akan menjawab dengan bahasa inggris atau tidak. Kalaupun saya bertanya dengan bahasa Jepang, apakah mereka akan mengerti maksud saya. Pilihan lain adalah diam dan membiarkan diri saya tersesat dengan mengambil line yang salah. Akhirnya pilihan pertama saya coba dan Alhamdulillah petugas JR-nya bisa bahasa inggris! Yippie!

Akhirnya saya mengambil kereta biasa menuju Nerima. Kurang lebih satu jam perjalanan dan saya sampai. Petunjuk selanjutnya adalah naik bus. Tidak lama saya kemudian berhenti di halte yang dimaksud petunjuk berikutnya. Saya telepon sekali lagi, kemudian sembari berjalan kaki tengok kiri kanan, apa saya mengikuti petunjuk dengan benar dan saya menemukan mansion yang dimaksud. Menaiki lift ke lantai 4, begitu sampai langsung tercium aroma kare hmmm…nyam

Bel dipencet, pintu terbuka daaan hore saya bertemu harta karun saya: The Miyashita! (sayang minus Gen aniki hehehe)

The Miyashita minus KK-nya hehe

Road to Nerima  -end-

13 thoughts on “Road to Nerima

    • Hueee, langsung dikomen hhehehe
      Pastinya aku yang makasih dah disambit, eh disambut dengan baik 😀
      Iya, semangaaat!! makasih dah komen neechan! 😀

  1. Pingback: Twilight Express » Dunia Kecil

  2. dasyat sekali perjalananmu neng, ini mestinya masuk page khusus di websitenya indo.com…hihihihihi…

    senang kenalan dengan mu, beberapa kali mbak sita sempet mantion nama Alma dan tebak kita kenalnya ternyata di dunia maya…hihihihi lucu ya 😀

    • Halloo Ria ato kalo ktnya Aji & Mbak Lia, panggilannya ‘Njum’ yaa hehe ^^

      Hihihi udah kaya Home Alone 2 yg Lost in New York, seru!
      hehe ternyata dunia maya juga kecil dan sempit ya ^^ Thanks ya udah berkunjung
      Aku link yaa ^^


  3. Lumayan jauh & penuh perjuangan ya, buat sampe’ di usagi goya..
    Pasti menyenangkan bertemu keluarga Miyashita langsung disarangnya..
    Hi..hi..
    Jadi ngiri nih..
    ..
    Salam kenal mbak, dari sesama fans TE..
    😉

    • Salam kenal juga Ata, makasih udah mo berkunjung ke sini hihi
      Aku link balik yaa
      Yoo, kpn2 maen2 kesana lagi ^^

  4. ..
    Wah kena moderasi nih..
    ..
    Maaf balik lagi, mau nanya doppleganger itu apa sih..?
    Setauku itu makhluk yg bisa berubah-ubah meniru makhluk lain..
    *korban film hollywood*
    😀

    • heheh selamat datang kembali, doppelganger itu adalah kembaran yg misterius. hihihi kan katanya kita ini punya kembaran di dunia ini entah dimana dia, katanya sih gitu. tp ada yang bilang klo doppelganger itu hantu yg mirip kita dan katanya klo ngeliat ato ktmu muka sama si doppelganger ini ktnya bakal meninggal hehehe yah itu cuma iseng2 aja sih, klo aku lebih suka doppelganger yg artinya kembaranku heheh

  5. kira” lebih aman mana ya? kesasar di negara orang ataw di belahan daerah laen di Indonesia? hehehe… cuma kepikiran aja, akankah orang-orang di sini bisa nolong? 😛

  6. Pingback: Road to Nerima Part 2 « Doppelganger is here

Leave a comment